Sep 15, 2011

Si Biru oh Si Biru

Di suatu malam yang romantis, ketika bulan bergayut manis.. tersipu-sipu digodai bintang-bintang yang mengelilinginya. Saat manusia tertidur lelap di peraduan masing-masing.. asyik masyuk menikmati mimpi tanpa mempedulikan iler yang perlahan mengalir indah akibat gaya gravitasi bumi. Bahkan tak seekor anjing pun ingin merusak keindahan malam itu dengan suaranya yang fales. Sungguh malam yang sunyi dan syahdu (jadi inget lagu bang Haji Oma)

Bila kamu di sisiku hati rasaaa... SYAHDU
Satu hari tak bertemu hati rasaaaa... rindu

Kesyahduan malam itu kunikmati bersama Si Biru.... bicara dari hati ke hati... only the two of us... mesranyaaa...

Mataku tak putus memandang Si Biru, ada rasa sesal di hati. Kenapa aku tak pernah berani membawanya jalan-jalan? Chicken... chicken... hatiku bersorak sorai. Huh!
Mengapa aku lebih suka menunggu angkot atau bus bermenit-menit sementara Si Biru hanya teronggok manis di rumah? Aahhh... aku telah menyia-nyiakanmu Biru. Pasti kau sedih dan merasa tak berguna. Maafkan aku Biru, aku tak tau bagaimana caranya menghilangkan ketakutan ini. Masih terbayang dengan jelas di ingatan waktu aku nyungsep ke dalam got gara-gara latah neken gas saat klakson truk besar jelek itu memekakkan telingaku. Apa salahku? aku sudah dipinggir jalan sementara jalan begitu lebar dan sepi, apa kurang cukup? Dasar sopir truk jelleeeeeeeeekkkkk!!!!! :'(

Sekarang aku sudah muak dengan bayangan itu. Aku tak mau lagi kalah oleh truk jelek itu. Ayo Biru.. mulai esok kita jelajahi dunia ini #lebay version.

Aku mengelus lembut Si Biru untuk meyakinkannya. Hatiku benar-benar sudah mantap. Night Biru... sleep tight...

Perlahan aku melangkah ke kamar tapi ada satu hal yang mengganjal di hatiku. Aku sudah lupa caranya mengendarai Si Biru. Gubraaakkkss!!!
"Sepertinya aku harus belajar lagi," keluhku sambil garuk-garuk pala yang mendadak gatal.


2 comments: